jogjacorner.com

komunitas jogja corner yogyakarta indonesia

Misteri Sakit Telinga Saat Naik Pesawat Kini Terungkap

Terkuaknya Rahasia di Balik Fenomena Sakit Telinga Saat Naik Pesawat Sebuah Penjelasan Ilmiah yang Mengungkap Misteri yang Selama Ini Menjadi Pertanyaan Banyak Orang

Ternyata fenomena ini berhubungan dengan hadirnya 'ujung langit' yang berbatasan dengan antariksa, lho! Kok bisa?

Batas langit dengan antariksa sebenarnya sudah lama terdeteksi oleh para ahli. Batasan itu disebut sebagai Garis Karman.

Garis Karman dinamai berdasarkan nama Theodore von Karman, seorang fisikawan keturunan Amerika-Hungaria pada 1957. Dia merupakan orang pertama yang mencoba mendefinisikan batas antara Bumi dengan antariksa.

Menurut NASA, setiap lapisan atmosfer berperan dalam memastikan Bumi dapat menunjang semua jenis kehidupan. Fungsinya pun beragam dari memblokir radiasi kosmik penyebab kanker hingga menciptakan tekanan yang diperlukan untuk menghasilkan air.

"Ketika Anda makin jauh dari Bumi, kepadatan atmosfer berkurang," kata Katrina Bossert selaku fisikawan luar angkasa Arizona State University

Komposisinya juga berubah, dan atom serta molekul yang lebih ringan mulai mendominasi, sedangkan molekul berat tetap lebih dekat ke permukaan bumi."

Saat objek bergerak ke atas ke lapisan atmosfer paling luar, tekanan akan turun drastis. Meskipun pesawat terbang memiliki kabin yang dapat mengatur tingkat tekanan, perubahan ketinggian yang cepat dapat memengaruhi saluran eustachius.

"Inilah sebabnya mengapa telinga Anda mungkin terasa pecah saat lepas landas di pesawat terbang," kata Matthew Igel, dari Universitas California.

Akhirnya, udara menjadi terlalu tipis bagi pesawat konvensional untuk terbang. Titik ini adalah area yang telah ditetapkan oleh para ilmuwan sebagaiujung langit dan permulaan ruang angkasa.

Tujuan penetapan garis Karman bukan hanya untuk batas pesawat terbang, melainkan juga digunakan untuk memastikan pesawat antariksa mampu meninggalkan Bumi dan memastikan satelit bisa mengorbit bumi.

Garis Karman merupakan perkiraan wilayah yang menunjukkan ketinggian tempat satelit bisa mengorbit Bumi tanpa terbakar atau jatuh dari orbit sebelum mengelilingi Bumi setidaknya sekali," jelas Bossert.

Bossert menjelaskan ada berbagai faktor menentukan berapa banyak hambatan udara. Ini seperti ukuran dan bentuk satelit. Hambatan udara berdampak pada kemampuan satelit mengorbit Bumi.

Satelit yang berada di orbit Bumi rendah memiliki klasifikasi terbang dengan tinggi kurang dari 1.000 km. Namun, ada juga yang orbitnya sekitar 160 km di atas permukaan Bumi.

Bossert mengatakan satelit yang ada di orbit Bumi rendah akan jatuh dalam beberapa tahun. Penyebabnya adalah "tarikan dari atmosfer atas Bumi secara bertahap memperlambat kecepatan orbit".