jogjacorner.com

komunitas jogja corner yogyakarta indonesia

Angin antarbintang yang kuat menyebabkan ketiga bintang ini runtuh dalam waktu singkat

Kekuatan Angin Antarbintang Penyebab Tiga Bintang Runtuh dalam Waktu Singkat Membongkar Fakta Ilmiah di Balik Fenomena Langit yang Menggemparkan

Untuk pertama kalinya, para astronom telah berhasil mendeteksi angin bintang yang bertiup dari tiga bintang urutan utama yang mirip dengan matahari. Penemuan ini memberikan gambaran mengenai tingkat kehilangan massa yang dialami bintang-bintang tersebut melalui angin bintang mereka.

Dalam penelitian ini, ilmuwan menemukan bahwa kecepatan penyusutan massa dari angin bintang ini sekitar 67 kali lebih cepat daripada kehilangan massa matahari melalui angin suryanya sendiri. Metode yang digunakan tim peneliti adalah dengan mengamati sinar-X yang dipancarkan oleh gelembung plasma panas yang disebut "astrosfer", yang mengelilingi sistem bintang.

Astrosfer ini terbentuk oleh dampak angin bintang yang bertabrakan dengan medium antarbintang, yang terdiri dari gas dan debu di antara bintang-bintang. Astrosfer mirip dengan heliosfer yang mengelilingi tata surya.

Angin bintang tersebut juga memiliki potensi untuk memicu proses yang menguapkan atmosfer planet yang mengorbit di sekitar bintang tersebut. Angin bintang berdampak pada kemampuan planet untuk mendukung kehidupan.

Meskipun laju kehilangan massa atmosfer planet tersebut lambat, namun kerugian ini dapat terakumulasi seiring waktu, mengubah planet yang semula mirip dengan Bumi menjadi batuan kosong tanpa atmosfer dalam jutaan tahun. Temuan baru ini memiliki potensi untuk membantu ilmuwan memahami proses evolusi planet di sekitar bintang-bintang serupa matahari. Temuan ini juga membantu dalam identifikasi sistem planet yang memiliki potensi untuk menjadi tempat hunian.

Meskipun pentingnya angin bintang dalam evolusi sistem planet, pengukuran angin bintang dari bintang-bintang urutan utama yang mirip dengan matahari sangatlah sulit.

Kristina Kislyakova, pemimpin penelitian menyatakan bahwa sulitnya pengamatan ini dikarenakan jarak yang jauh antara bintang-bintang tersebut dengan Bumi. Hal ini membuatnya sulit untuk memisahkan sinyal sinar-X dari astrosfer dengan sinyal sinar-X bintang itu sendiri.

"Di tata surya, emisi pertukaran muatan angin surya telah diamati dari planet, komet, dan heliosfer, dan menyediakan laboratorium alam untuk mempelajari komposisi angin surya," kata ahli astrofisika Universitas Wina ini.

Namun, setelah melakukan observasi menggunakan teleskop luar angkasa XMM-Newton, tim peneliti berhasil mengembangkan algoritma baru yang memungkinkan mereka untuk memisahkan kontribusi sinyal sinar-X dari bintang dan astrosfer. Hal ini memungkinkan para peneliti untuk mendeteksi pertukaran muatan antara ion oksigen dalam angin bintang dan atom netral dalam medium antarbintang dari tiga bintang urutan utama: 70 Ophiuchi, epsilon Eridani, dan 61 Cygni.

Temuan ini merupakan tonggak penting, karena memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai kekuatan angin bintang dan potensi dampaknya terhadap planet di sekitarnya. Penelitian ini, yang dipublikasikan dalam jurnal